2013年6月26日水曜日

Curcol Pisan ~

投稿者 Adytya Fitriani 時刻: 7:42 0 コメント
Sedikit mau curhat aja setelah melihat nilai IP dan ngobrol-ngobrol santai di TKA tadi....
NILAI AKU JEBLOK tapi hampir semua di kelas juga NILAINYA JEBLOK. well ada beberapa orang memang yang tetap bagus, dan rasanya MIRIS. IYA MIRIS. kalau kata anak-anak mah sih, kebersamaannya mana. Sebenernya aku gak mau buat cerita kayak ginian, tapi suatu hari nanti, waktu aku udah lebih dewasa, udah lebih berumur, dan ketika aku butuh flashback kejadian yang ada di hidup aku, aku tinggal klik alamat ini, dan tinggal baca-baca deh :D

Tadi itu ngobrol2 yang bener-bener ngobrol dan emang bikin termenung.
Aku jeblok, serius. Tapi jangan pernah salahkan organisasi dalam hal ini. Nilai-nilai aku jeblok itu waktu awal sampe tengah semester dan itu-itu beneran belum sibuk deh, tapi begitu sibuk nilai-nilai aku meningkat dan alhamdullilah bisa dapet IP segitu juga. coba kalau di ending organik gak dapet 94, gak akan ada sejarahnya dapet organik A, coba kalau di ending gak dapet analitik 74, gak akan ada sejarahnya dapet analitik C (dapet C kenapa malah bangga yah? Abis UTSnya aku dibawa 40 sih, huks)

Nah dari obrolan-obrolan itu tuh, rasa-rasanya omongan mereka tuh jadi bikin aku kepancing.
'liat aja nanti pas kerja. Siapa yang lebih bagus' sip banget. aku setuju kok. Nilai besar itu bukan segalanya. Nilai standar, bukan berarti kemampuan verbal dan cara organisirnya jelek kan? Dari dulu aku tahu kok, kalau nilai besar bukan segalanya tapi sayangnya mainseat orang-orang Indonesia itu sudah diatur dengan sebuah pemikiran 'Nilai bagus = masa depan cerah, Nilai jelek = pengangguran' dan kayaknya udah susah banget buat merubah pemikiran itu. Kalau aku sendiri sih yang penting IP di atas 3 dan grafiknya naik, dan itu udah cukup. Gak muluk2 buat sampe cum laude kok. Skill yang penting. Percuma pintar tapi gak bisa berkomunikasi dengan orang banyak, percuma pintar kalau ngomong di depan aja masih a u a u. Intinya kita harus punya kombinasi yang okeh => IP stabil di atas 3, cara berkomunikasi baik, tutur kata baik, dan organisirnya juga baik. Tapi inget aku gak bilang IP besar loh, tapi IP stabil di atas 3..

Sayangnya di kelas aku tuh masih ada aja orang2 individualis ambisius yang emang pengen IP gede. Buat apa sih cuma punya IP gede tapi gak bisa ngomong di depan? Prestasi itu bukan cuma harus dimiliki di bidang akademik loh teman-teman. Justru bersyukurlah ketika kita aktif tapi IP tetap bisa berada di rata2 kelas.....

Ini udah ngaco sih sebenernya. Berhubung takut tambah ngaco. Udah dulu yah..

second semester

投稿者 Adytya Fitriani 時刻: 7:22 0 コメント
Konbanwaaaa ~
Malam ini kayaknya malam tersuram dari segala malm deh...
Tadi IP udah keluar, dan hasilnya adalah MENYEDIHKAN...
Semua orang di kelas turun kecuali Ika. Turunnya sih beragam, ada yang cuma 0,08 ada yang nyampe 0,8 ada yang bahkan turunnya nyaris 1. Aku sendiri turunnya 0,62. Perfect yah? It's so perfect.
Tadi itu udah agak nge down juga sih karena angka 0,62 itu bukan selisih yang sedikit. Turun 0,1 aja udah kerasa banyak apalagi turun 0,62? aaaaaaaaah -.-
Untungnya tadi ada mas idon yang turunnya bahkan lebih drastis, dan waktu lagi ngerasa nge down, dia bilang 'setidaknya IP semester 1 gede jadi IPK nya selamat' dan aku setuju. Kalau aja semester 1 aku gak dapet IP nyaris 3,5 kayaknya, gak akan ada cerita aku punya IPK di atas 3. Dan itu adalah salah satu hal yang patut disyukuri.
Tapi yang bikin suram malam ini itu bukan hanya IP aku ataupun teman-teman aku yang turun di semester 2. Yang bikin suram kedua adalah lumayan banyak yang dapet IPK di bawa 3. Sedih. Malah ada yang dibawah 2,75 juga. Tapi dari kesuraman-kesuraman itu adalah hal yang paling suram, salah satu temen seperjuangan aku harus get out dari kampus soalnya nilai-nilai dia yang udah gak tertolong lagi. Mungkin aku sudah menduga ini sejak pidato bu endang di kuliah tamu hari sabtu kemarin, tapi aku gak pernah menyangka kalau ini semua akan benar-benar menjadi kenyataan.
Rasanya kok sesak sih? Satu keluarga, satu teman perjuangan, satu himpun harus keluar dari kampus karena DO. Sedihhhhhhhhhh :(((((((((((((((((((((((((((
Dan yang bikin tambah sedih kenapa sih kelas kita gak respek? Kenapa sih kelas kita itu banyak terdiri dari orang-orang individualis?
Okeh skip soal teman seperjuangan yang udah di get out itu, masalahnya nasi udah jadi bubur, mau didebat bahkan sampai demo sekalipun, dia tak mungkin kembali.
Istilahnya sih orang datang silih berganti dalam hidup tapi meski orangnya ganti-ganti hidup akan terus berjalan. Sama kayak ini. Satu orang pergi, maka jangan biarkan yang lain ikut pergi karena yah hidup akan terus berjalan.
Di kelas ada beberapa orang yang IPK nya bisa dibilang lumayan drop dan salah satunya emang udah ngerasa pesimis banget buat bisa lanjut kuliah di kampus.

She's need moril motivation from us... But we didn't do that. We stay at the same classroom but we still blind for respect with the girls.... And the question is until when we will  blind? Until they drop out too? Until they frustasion? Until they stress? No... we must respect since now.... Guys, we are family, and you know the function of family? Oh, you that because you learn about function of family when kaderitation jahim...
And since you know about that, cmon we apply with our classroom...
Guys c'mon. Okay i know, you have ambition with high score for i think make your parents pride of you? Or maybe for work? Guys, you know, the family is the most important. when you lost your family your high score is didn't do anything...... so for next semester c'mon for we run together. When one of us fall, help they for run again with us. Don't make they walk or stay fall in back. i know, i'm not the smartest at class, or number two, number three, or number four, or the top who can do . But i'm respect for our classmate. I'm feel sad when look our score at TKA.

2013年6月19日水曜日

Titik ini

投稿者 Adytya Fitriani 時刻: 8:34 0 コメント
Uhuk. Uhuk
Ini mungkin curhatan galau aku yang kesekian
tapi tenang ini bukan curhatan galau tentang beliau, bukan juga tentang spesies dinosaurus, juga bukan tentang laki-laki.
Ini hanya tentang aku menemukan suatu titik dimana aku merasa aku tidak berkembang
Hmmm... Mungkin kata-kata di atas membuat kalian berpikir kalau aku ini pesimis..
Bukan.. Bukan.. Bukan seperti itu.
Aku hanya merasa aku ada disini-sini aja, gak mundur tapi juga gak maju.
Hmmm ngerti gak maksudnya?
Intinya aku ngerasa kayak diem di tempat...
Ngerasa kayaknya kok cuma aku sih satu-satunya yang hobi nulis tapi tulisannya dari jaman dulu sampe sekarang gini-gini aja?
Kenapa ketika aku membaca entri teman-temanku yang lain yang sama-sama hobi nulis, tulisan mereka berkembang begitu pesat? tulisan mereka bermakna tersirat tapi penuh arti.
Sedangkan aku? Aku hanya menguntai tulisan sederhana yang bahkan aku ketika SMA pun bisa melakukannya..
Aku tidak mampu menulis untaian kata bermakna tersirat seperti mereka.
Aku ingin menjadi seperti itu, tapi aku belum mampu melakukannya...

Hmmm.. Hanya saja mungkin teman-temanku yang lain, ketika mereka membaca entri ini, mereka hanya akan memberi komentar 'Gaya bahasaku memang seperti ini, gaya bahasamu yang seperti itu tidak salah kok. Kamu boleh mengasah kemampuan menulismu, tapi jangan lupakan karakter tulisanmu sendiri'

Kalau dipikir-pikir mungkin komentar yang sebenarnya hanya ada di dalam kepalaku itu benar kok.
Karakter tulisanku memang bukan karakter menulis tulisan bermakna tersirat tapi penuh arti, karakter tulisanku hanya bahasa sederhana yang dari waktu ke waktu tidak berubah. Sebenarnya aku bukannya tidak pernah mencoba menulis tulisan bermakna tersirat seperti mereka, tapi aku telah mencobanya dan pada akhirnya mandek di tengah jalan, awalnya bagus, tapi tengah ke akhir berantakan hingga penerbit memutuskan untuk menolak tulisanku tersebut.


Aku ingin berkembang, aku ingin lebih baik. AKu telah memutuskan untuk terjun dan berkecimpung di dunia ini. Sekali masuk aku tidak dapat keluar lagi. Sekali memutuskan aku tidak boleh menarik kembali keputusanku tersebut (selama keputusan yang kubuat itu positif) . Aku ingin terus berkembang dan menjadi lebih baik lagi. Aku ingin menulis tulisan yang bisa membuat semua orang tersenyum atau menangis atau hanya sekedar mengangguk karena kisah di ceritaku mirip dengan kisah mereka atau orang-orang di sekitar mereka..

Entri ini sebenernya hanyalah curhatan dari calon penulis yang suatu saat nanti bakal beken *aamiin* seperti penulis-penulis idolanya. Saat ini aku sedang menyusun naskah baru dan butuh banyak referensi tulisan yang baik, Tapi dari mencari-cari aku justru masuk ke titik ini, titik dimana aku merasa justru gak berkembang -.-; .

Dari rasa ketidak berkembangan itu, justru lahir semangat baru. Lahir keinginan untuk membuat tulisan yang lebih baik lagi. Yang bukan hanya sekedar disukai tapi juga dikenang oleh para pembacanya.

Yuk ah semangat :)
投稿者 Adytya Fitriani 時刻: 7:30 0 コメント
Aku rindu sejarah...
Betapa dulu aku begitu menyukai pelajaran sejarah itu..
Eh enggak deng, aku benci pelajaran sejarah tentang manusia monyet, teori darwin, atau kisah-kisah semacam itu yang bahkan menentang dalil-dalil dalam al quran.
Aku rindu sejarah macam perjuangan indonesia merebut proklamasi, dll..
Entah mengapa kisah-kisah perjuangan Indonesia hingga ke titik sekarang, menarik untukku.
Waktu kelas XII dulu, di saat teman-temanku yang lain merasa ngantuk, lelah, dan tak bersemangat menghadapi pelajaran sejarah yang amat sangat kebetulan diletakkan di jam akhir setelah shalat dzuhur, aku malah sangat menikmati pelajaran sejarah itu.
Bukuku penuh oleh coretan-coretan tentang masa demokrasi terpimpin (orde lama) mapun tentang masa orde baru.
Kedua kisah itu menarik bagiku.
Bagaimana ketika sukarno memimpin menjadi presiden RI
Bagaimana ketika suharto memimpin menjadi presiden RI
Kalau aku boleh memilih, aku ingin sekali bisa merasakan masa-masa dulu. Masa-masa kelam PKI, masa-masa tragedi trisakti dan semanggi. Masa-masa dimana Mahasiswa maju untuk menentang tirani.
Sayangnya aku tidak dapat merasakannya.
Aku mungkin dulu telah terlahir di dunia, namun ketika 1998 bergejolak hingga menimbulkan percikan-percikan api aku belum mengerti dengan semua hal di dunia...

Kadang aku suka heran dengan diriku sendiri.
Kenapa sih sejarah indonesia itu sangat menarik bagiku?
kenapa sih aku gak bisa berhenti buat cari tahu tentang sejarah-sejarah indonesia itu?

Aku ini anti pemerintah tapi senang dengan kisah-kisah pemerintah
aku ini senang menghujat pemerintah tapi senang membaca cerita di balik layar pemerintah

Doh makin lama makin gak nyambung aja yah. Ya syudahlah bubayyy

Friend zone?

投稿者 Adytya Fitriani 時刻: 7:18 0 コメント
Malam semuanya..
Entah kenapa akhir-akhir ini kangen ngeblogging..
Buat ngasah kemampuan tulis sekaligus curhat juga sih hehehe
Pernah dengan istilah friend zone?
Itu kayaknya istilah super mainstream yang sering dialami sama cewek dan cowok ketika mereka mulai memutuskan untuk menjadi sepasang sahabat...

Awalnya aku kira friend zone itu cuma ada di novel-novel atau di film-film romantis aja,
tapi rupanya pikiran-pikiran sempitku itu salah.
Friend zone ada dimana-mana dan bisa menyerang siapa aja #eeeeeeeaaaaaaaa.
Kalau ngebahas friend zone, entah kenapa jadi keinget kata-kata Sinta jaman SMA yang mengatakan 'gak akan pernah ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan, dit' .. aku terbangun, tersadar, dan terpikir. Dari sebuah kalimat sederhana itu, aku tiba-tiba saja mendapat ide untuk membuat sebuah cerita.
Cerita ini sebenernya simpel aja. Tentang friend zone yang gak mau mengakui perasaan mereka satu sama lain hingga salah satu diantaranya jadian dengan orang lain.

'entah mengapa aku merasa ini adalah kali terakhir aku bisa bertemu dengan Naufal,' ini sebenernya kalimat yang pengen banget aku sisipin ke dalam novel, tapi belum sempat ditulis. Novelnya masih mandek di  halaman 40-sekian. Entah mengapa hari ini mood aku turun drastis buat nyelesein novel ini. mudah-mudahan aja minggu depan bisa beres yah :D

Dan kenapa sih harus friend zone? Karena itu cerita paling sederhana sekaligus dekat dengan kehidupan remaja masa kini...
Dari banyak teman-temanku yang masih single, berapa persen dari mereka itu terjebak friend zone loh. Ada yang tetap memertahankan friend zone mereka, ada pula yang akhirnya memutuskan untuk berpacaran.
Yang namanya friend zone itu memang gak enak. Terdengar simpel dan mudah dibuat ceritanyanya, namun tak se simpel yang dibayangkan...
Mau gerak susah, mau bilang duluan susah, mau ngapa-ngapain susah...
Mending kalau cowoknya duluan yang ngerasa kalau dia kejebak friend zone, kalau ceweknya?
Dan masalahnya dari banyak kasus friend zone, kebanyakan malah ceweknya duluan yang nyadar kalau dia lagi kejebak sama friend zone.
Masalahnya lagi cewek itu saking sensitifnya suka susah ngomong buat ngungkapin perasaannya. Apalagi cewek itu lebih banyak ketakutan-ketakutannya 'gimana kalau dia ternyata gak suka aku?' , 'gimana kalau ini ternyata harapan kosong?' , 'gimana kalau setelah aku jujur ngungkapin perasaanku, dia malah menjauh?'

Intinya friend zone itu ada dimana-dimana,
dan ide buat bikin cerita itu justru datang dari kehidupan orang-orang disekeliling saya..
kalau untuk alur ceritanya sendiri beberapa aku comot dari kehidupan pribadi aku sendiri dengan perubahan yang tentu disesuaikan agar ceritanya menarik. Dan untuk tokohnya sendiri, entah kenapa justru karakter cowoknya itu mendekati saya banget. Saya yang suka kepo, saya yang diam-diam tapi perhatian, saya yang gak mau banyak omong tapi sayang. Sebenernya karakter ceweknya ada beberapa yang mirip saya, tapi gak semuanya. Soalnya cewek di cerita ini terkesan gak sensitif dan baru menyadari semua perasaannya itu di akhir...

Doakan semoga naskah ini beres dan bisa diterbitkan yah. Aamiin :D

2013年6月18日火曜日

投稿者 Adytya Fitriani 時刻: 5:54 0 コメント
Arti perjuangan itu nyata, pergerakan itu ada..
Gak tahu kenapa rasanya salut sama temen-temen aku yang sekarang di kampusnya jadi aktivis.
Kayaknya dulu gak kebayang gitu wajah-wajah itu menjadi seorang pejuang, menjadi seorang aktivis, menjadi seorang yang berani mencerca pemerintah (?)
Waktu bergulir cepat, manusia berubah, begitupun denganku.
Aku yang dulu bukan siapa-siapa, aku yang dulu bukan apa-apa, sekarang baru mengerti arti perjuangan yang sesungguhnya.
Aku mungkin belum sampai ke titik ikut aksi nasional, belum sampai ke titik memperjuangkan hal rakyat kecil yang patut diperjuangkan, tapi aku sedang dalam tahap bergerak untuk memperjuangkan sesuatu...
Kerikil-kerikil kecil itu hanya rintangan yang akan selalu ada di setiap langkahku,
bongkahan batu besar itu juga akan selalu ada menjadi rintangan di setiap langkahku,
bagiku semua itu hanyalah hal kecil,
karena rintangan itu sebenarnya ada di dalam diriku sendiri.
Aku ingin terus bergerak, aku ingin terus beraksi nyata,
aku ingin keluar dari kerakku sendiri,
aku ingin lebih dewasa lagi, lebih berani, dan lebih berjuang.
Aku tidak ingin menjadi manusia yang sekedar mengenal apa itu matematika, apa itu fisika, apa itu kimia, tanpa mampu mengaplikasikannya di dunia nyata.
Aku ingin menjadi manusia yang mampu bereaksi bukan hanya berpikir
Tahun-tahun berikutnya aku tak butuh menjadi nama yang disebut-sebut di banyak acara televisi swasta, aku tak butuh presiden mengenalku, aku tak butuh petinggi-petinggi negara yang katanya memperjuangkan hak rakyat itu mengenalku, aku tak butuh nama yang dikenal, aku hanya ingin melakukan yang terbaik untuk Indonesia.....


Flashback

投稿者 Adytya Fitriani 時刻: 5:08 0 コメント
Konbanwa..
Ini sebenernya pengin aku ceritain dari semenjak pembagian emblem jumat kemarin.
Cuma ternyata pulsa modem yang habis dan rasa lelah yang luar biasa membuatku terus menerus menunda niatan tersebut.
Lalu kenapa sekarang tiba-tiba aku berniat buat post ini?
Habis baca blog temen dan ngerasa tersentuh aja gitu dia bahas2 soal pemuda, perjuangan, dll... Entah kenapa aku ngerasa itu 'aku' banget....

Gak kerasa banget deh sebentar lagi tingkat 2.
Eits ini bukan mau ngobrolin masa-masa SMA kayak biasa kok,
ini cuma sekedar curhatan mahasiswa yang tukang pulang malem dan kerjaannya berevolusi jadi rangers #plaaaaaaak

Dulu bangeeeet, kayaknya gak pernah deh tertarik-tertarik ikut organisasi
Gak pernah deh kepikiran buat ikutan osis..
Dulu sempet mikir 'apa sih osis? Kerjanya capek jga, sok ngeksis pula,'
Hahaha, iya itu mungkin emang pikiran picik aku. Tapi setidaknya aku jujur kan mengungkapkan kata-kata yang dulu hanya melayang-layang di kepalaku saja?

Tapi tiba-tiba aja waktu kuliah, aku ngerasa semangat aku buat berorganisasi mulai tumbuh.
Apalagi semenjak dikasih doktrin-doktrin soal organisasi, semangat organisasi aku tiba-tiba aja jadi mengebu-gebu.

Dulu sempet kepikiran dan pengin banget jadi badan legislatif, tapi karena ada satu dan lain hal entah kenapa aku malah berbelok arah dan kepengin jadi badan eksekutif.

Dan dimulailah perjuanganku tersebut melalui seleksi himpunan. Dari setiap himpunan dan ikatan hanya boleh mengirimkan 15 delegasi untuk diikutsertakan dalam LKMM dan ternyata aku menjadi salah satu yang terpilih. Waktu LKMM itu jujur aku masih diem banget, jarang ngomong, bukannya gak mau ngomong tapi yang cowok pada hebat-hebat ngomongnya jadilah para wanita yang hanya 3 orang jadi pada diem semua...
Udah gitu dibuka deh seleksi buat masuk badan eksekutif dari himpunanku. Dari himpunanku kami mengirim 7 orang untuk didelegasikan masuk. Awalnya aku ragu banget, bahkan sampai wawancarapun aku masih ragu. Hahaha. Dan selesai wawancara masih tetep ragu dan gak yakin sama pilihan aku sendiri.Eh rupanya karena emang yang ikut wawancara dari himpunan aku cuma 7 orang, ketujuh orang itu (termasuk aku) lolos seleksi dan didelegasikan untuk masuk badan eksekutif. Dari situlah semangat organisasi aku yang dulu mulai tumbuh kembali. Open requitment kulalui, dan jujur waktu itu masih galau mau pilih departemen apa. Hahaha. Awalnya sih pengen banget luar kampus, tapi karena ranahnya emang di luar aku takut orang tua aku gak ngijinin aku keluar2 terus *?* jadilah aku mundur dari pilihan departemen luar kampus, terus kepikiran buat masuk kominfo juga soalnya kan suka nulis, yah akhirnya aku menempatkan kominfo dipilihan ketiga (soalnya bingung), nah yang aku bingung pilihan 1 aku apa? Eh tau-tau entah kesambet apaan aku akhirnya memilih departemen dalam kampus. Dulu gak tahu banget deh dalam kampus tuh apa, yang aku inget cuma kadeptnya itu dulu nyalonin diri jadi kabem dengan selogan 'Yang Berjuang' wakakakakakakak (ini kalau sampai dibaca anak Dalkam bisa mati saja lol) . Udah gitu ikutan wawancara deh di departemen dalam kampus, jawab ini itu. Lancar sih alhamdullilah, dan yang gak disangka-sangka adalah aku keterima di departemen dalam kampus bersama 17 delegasi lainnya.

Awalnya di departemen dalam kampus tuh aseli garing banget. Kerjannya rapat mulu terus kajian ini itu ngebahas masalah yang ada di KEMA, terus ngerasa belum akrab aja satu sama lain. Di saat ngeliat anak-anak PSDM sama lukam yang keliatan udah akrab, Dalkam tuh kayak yang garing, rapat, terus pisah. Ah bosen pokoknya... (tuh kan kalau anak Dalkam baca ini beneran deh aku bisa mati)

Cuma yah istilah kebersamaan itu akan terjalin karena banyak interaksi itu bener loh :D
aku lupa kapan tepatnya kita jadi deket banget, tapi yang jelas waktu itu aku bener-bener ngerasa nyaman, bener-bener ngerasa apa itu arti keluarga, dan bener-bener rasanya kalian tuh orang-orang terdekat aku di kampus.

Aku sering lihat anak BEMa jalan sendirian, mungkin mereka sibuk, beda sama anak-anak yang lain, yang emang kalau pulang, paling kumpul himpunan bareng-bareng, terus sisanya yah bisa bareng-bareng terus. Dan aku baru merasakan itu ketika aku berada di posisi yang sama dengan mereka. Aku lebih banyak ngabisin waktu di BEMa. Anak-anak lain nonton di bioskop, aku malah lari-lari ke sc buat rapat. anak-anak lain pada ngebaso bareng, aku malah sibuk jualan buat acara LCT. Doh sesuatu banget deh :D

Yang paling gak dilupa dari Dalkam itu adalah persiapan PMPK kemarin. Kerjaan kita beres UAS ngumpul, pulang malem, ikut tim sus, sampe-sampe omongan ngelantur malem-malem tuh udah kita rasain, yang paling bodor itu adalah rapat di pujas terus ujan gede dan kita teriak-teriakpun suara kita gak kedengeran saking gedenya tuh ujan.


Yang paling kerasa dari semua ini adalah pembagian emblem hari jumat kemarin. Awalnya udah neting duluan. Ada post to post segala macem. Dimarah-marahin sama danlap kampus, dicerca sama kahim, kaang, kema, ah udah segala macem kepikiran di otak. Udah kepikiran aja kalau beneran ada acara begitu aku mau nyate kang rolly selaku ketuplak *tuh kan bisa dibunuh beneran saya, semoga anak dalkam gak ada yang baca yah allah aamiin* , dan ternyata malam itu gak ada marah2an, gak ada dicerca kema, yang ada justru renungan, sharing2, cerita2. Disana kerasa banget sedihnya. Betapa kita semua meski satu BEMa tapi sibuk dengan departemen sendiri dan mengabaikan departemen lain, yang lebih miris departemen yang besar mengabaikan departemen yang kecil. Sedih banget pokoknya. Puncak sedihnya itu waktu kita semua disuruh pegangan tangan, tutup mata, terus nyanyiin darah juang. Nyes, ngena banget. Jadi inget tujuan awal dulu yang bukan cuma sekedar mau belajar berorganisasi tapi mau berbuat sesuatu juga buat rakyat. Jadi inget cita-cita besar aku juga yang memang mau kulakukan untuk Indonesia yang sayangnya sempat kulupakan karena kuliah yang begitu membunuhku. Dan puncak2nya nangis itu waktu kadiv nempelin emblem di tangan kanan dilanjut sama bisikan-bisikan dari kadept.  bisikan-bisikan itu membangun banget dan bikin aku nangis, sedih pisaaaaaaaan................

ya syudah yang jelas untuk kepengurusan yang memang tinggal 5 bulan ini, aku mau melakukan yang terbaik untuk semuanya :D . aku ada disini itu karena allah telah memilihku, ini semua bukan kebetulan, ini memang jalan yang harus aku tempuh. Aku gak boleh berdiam diri saja. Aku ini salah satu motor penggerak mahasiswa lain di kampusku sendiri. Aku harus berjuang. Gimana para anggotanya mau gerak kalau badan eksekutifnya aja hanya diam?
Yuk ah semangat :D

*sekarang fokus PKPM dulu ah #plaaaaaaaaak


Pages

 

Sky Blue Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template and web hosting Graphic from Enakei